Alerta!! Kronologi Penembakan Warga Bangkal Versi Walhi

Alerta!! Kronologi Penembakan Warga Bangkal Versi Walhi

Kronologi Penembakan Warga Bangkal Versi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) membongkar kronologi bentrokan berakhir penembakan antara warga Bangkal, Seruyan, Kalimantan Tengah, dan aparat di wilayah PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) 1 pada Sabtu (7/10).

Polres Seruyan dan Pemda Mediasi terkait Ricuh Warga dan PT BJAPAlerta!! Kronologi Penembakan Warga Bangkal Versi Walhi

BACA JUGA : Cadangan Beras Di Gudang Bulog Masih Kurang, Kata Jokowi

Ramai video dan foto yang sudah beredar memperlihatkan warga bersimbah darah dalam bentrok di Seruyan. Kronologi Penembakan Warga Bangkal Versi Walhi terjadi pada saat warga melakukan aksi menuntut haknya pada perusahaan perkebunan sawit PT HMBP 1.

Direktur Eksekutif Walhi Kalimantan Tengah Bayu Herinata berkata aksi ini sudah dilakukan sejak tanggal 16 September 2023. Warga menuntut dua hal pada perusahaan tersebut.

“Tuntutan pertama mengenai kebun plasma 20 persen [dari total HGU], sejak berdirinya perusahaan belum melakukannya juga. Kemudian warga juga menuntut lahan yang di luar HGU (Hak Guna Usaha) dikembalikan pada mereka,” kata Bayu dalam konferensi pers virtual, Sabtu (7/10).

Dia berkata mediasi telah dilakukan, tapi belum membuahkan kesepakatan. Sehingga, warga berinisiatif melancarkan tuntutannya lebih keras lagi.

Tuntutan itu, lanjut Bayu, masyarakat tidak difasilitasi oleh pemerintah kabupaten. Justru aparat ditempatkan di wilayah perusahaan dan dia menganggap ini sebagai bentuk intimidasi terhadap aksi warga.

Warga pun memblokade jalan di luar HGU sehingga menghambat operasional perusahaan tersebut

“Tanpa ada dasar yang jelas, enggak ada pemicu, pemantik atau aksi massa. Aparat melakukan tindakan represif, menggunakan gas air mata dan peluru, senjata api,” ungkap Bayu.

“Info di lapangan, dokumentasi yang beredar di medsos, ada kiriman, jelas sekali ada instruksi yang tegas dari komandan, yang menyatakan melakukan tindakan penembakan massa di lapangan.”

Salah satu instruksi yang terdengar merupakan terkait persiapan menggunakan senjata AK. Bayu menyebut ada perintah untuk membidik kepala warga atau peserta aksi.

Akibat bentrokan tersebut, sebanyak tiga warga terkena tembakan. Satu orang meninggal di lokasi, satu orang kritis, dan satu orang masih belum diketahui kondisi terbarunya sebab dilarikan ke rumah sakit.

Usai bentrokan terjadi, massa aksi mengevakuasi diri. Bayu menerima informasi bahwa ada sebanyak 11 warga yang ditangkap. Menurutnya, penangkapan ini tidak memiliki dasar.

“Kami mendesak aparat, kepolisian Seruyan, Kalimantan Tengah, untuk segera membebaskan warga yang ditangkap,” tegasnya.